Notification

×

Iklan

Iklan

Pengalaman Warga Pegondang Berobat di Puskesmas Sakra: Anak Saya Dibilang Tidak Apa-Apa Padahal Kata Dokter RSUD Selong Infeksi Paru-Paru

Minggu, 02 November 2025 | November 02, 2025 WIB Last Updated 2025-11-02T05:48:50Z

Gambar Ilustrasi Puskesmas Sakra

SELAPARANGNEWS.COM - Warga Dusun Pegondang, Kecamatan Sakra bernama Ana geram dengan pelayanan Puskesmas Sakra yang dinilainya tidak mengedepankan keselamatan nyawa pasien. 


Ia menceritakan beberapa pengalaman tidak menyenangkan selama berobat di Puskesmas tersebut, yang terakhir adalah ketika anaknya Sakit. 


Ana menceritakan bahwa pekan lalu, Ia membawa anaknya ke Puskesmas Sakra dengan keluhan Demam tinggi 39,2 derajat dan sesak. Tapi oleh petugas Puskesmas dikatakan bahwa anaknya tidak apa-apa, hanya ada lendir di tenggorokan sehingga tidak perlu diberikan oksigen dan rawat inap. 


Ia mengaku sangat jengkel mendengar kata-kata itu, seakan meremehkan sakit yang diderita anaknya. Setelah ditolak rawat inap, Ana bergegas membawa anaknya ke RSUD dr. Raden Soejono Selong, kemarahan Ana terhadap perlakuan Petugas Puskesmas Sakra semakin memuncak setelah tahu ternyata anaknya mengidap infeksi paru-paru. 


"Ketika dibilang anak saya tidak apa-apa hanya ada lendir, di situ saya marah sekali, padahal dokter UGD Rumah Sakit bilang anak saya infeksi paru-paru dan harus dirawat inap," sesalnya. 


Ana memberikan masukan pedas kepada para petugas Puskesmas Sakra agar sadar diri dengan batas pengetahuannya jika memang ilmunya belum banyak. Pasalnya beberapa kali Ia mengalami hal serupa di Puskesmas tersebut. 


"Coba kalau memang tidak punya ilmu, dirujuk saja pasein ke Rumah Sakit, jangan sok pintar tidak mau rujuk pasien," ketusnya. 


Tak hanya itu, Ana juga menceritakan pengalamannya ketika melahirkan di mana oleh Dokter Kandungan ia disarankan untuk minta rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit. Tapi lagi-lagi pihak Puskesmas ngotot tidak mau merujuk orang, padahal jelas-jelas itu arahan dokter. 


Ia sempat melaporkan itu kepada dokter tersebut, dan dokter itu katanya ngomel-ngomel dan tidak habis pikir dengan jalan pikiran petugas Puskesmas Sakra. "Ibu dokter itu ngomel, saya yang ngajar mereka kenapa mereka tidak mau mendengar rekomendasi saya," kata Ana menirukan dokter tersebut. 


Akhirnya, kata Ana, Ia terpaksa meminta rujukan dari Puskesmas Batuyang. Karena memang dia merupakan warga Kecamatan Pringgabaya yang pergi menikah di Desa Pegondang. 


"Saya ditanya petugas Puskesmas Batuyang kenapa minta rujukan di sana padahal Faskes saya beda, ya saya ceritakan semuanya," kata Ana. 


Setelah beberapa peristiwa menjengkelkan yang dialami di Puskesmas tersebut, sampai sekarang Ia enggan berobat ke sana lagi. Ia menilai bahwa petugas di sana itu gengsi dengan pengetahuan mereka, lebih memilih menyuruh pasien pulang daripada merujuknya ke Rumah Sakit. 


Dan ternyata, kata Ana, peristiwa seperti itu dialami oleh banyak orang, termasuk mertua dan tetangga sekitarnya. "Mertua saya sering nyaranin supaya tidak pergi ke Puskesmas Sakra kalau mau berobat, lebih baik ke Puskesmas lain atau langsung ke Rumah Sakit," tutupnya. (Yns) 

×
Berita Terbaru Update