![]() |
Foto: Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Pertamina Pancor |
Lombok Timur, Selaparangnews.com
– Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan jenis subsidi di Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) Pancor sudah ditentukan dari awal tahun oleh Badan
Pengurus Harian (BPH) Pertamina. “Saat ini kita dijatahkan untuk premium 250
ribu liter dan solar 100 ribu liter perbulannya,” sebut Aizuddin, Admin SPBU
Pancor ketika ditemui oleh Selaparangnews di ruangannya. Selasa, 18/8/2020.
Lain halnya dengan BBM yang
berjenis non subsidi, ia mengatakan jumlah untuk jenis BBM non subsidi
ditentukan oleh masing-masing kesanggupan dari SPBU.
Melihat aturan itulah, bagi
konsumen yang menggunakan jerigen/pengecer, itu
sudah ditentukan takaran pembeliannya oleh SPBU Pancor. “Kalau datang
satu tangki perharinya, pengecer tidak boleh membeli BBM subsidi,” terang
Aizuddin. Tapi kalau yang datang itu dua tangki perhari, barulah pengecer
dibolehkan membeli.
Waktu pembelianpun sudah
ditentukan bagi pengecer, yakni ketika malam hari. Ia tidak memperbolehkan
pengecer membeli disaat keramaian konsumen pengguna langsung.
Pengecer juga harus mentaati
syarat pembelian BBM jenis subsidi, seperti diharuskan mempunyai izin
rekomendasi dari Desa, Kecamatan, dan Dinas Perindustrian. “Pengecer sudah
mempunyai kuota masing-masing menyesuaikan dengan jatah dari pertamina,” tandas
Aizuddin.
Rata-rata pengecer yang membeli
di SPBU Pancor sudah mengatur dirinya masing-masing. “Kalau tidak siap teratur,
silahkan ke SPBU lain,” tegasnya. Hal itu dilakukan karena SPBU Pancor sendiri
berada dipusat kota, yang sering kali menjadi acuan bagi SPBU lainnya.
Berbeda dengan SPBU lainnya, yang
kemungkinan ketika droping BBM subsidi, biasanya banyak pengecer yang akan
antri duluan ketimbang konsumen pengguna langsung.
Menurut Aizuddin, pertamina
memang saat ini sedang gencar menggalakan pembelian BBM non-subsidi. Jika
konsumen terlalu banyak membeli BBM subsidi, maka jatah pengiriman pasokan itu
juga akan dikurangi.
Ia menyebut untuk pasokan BBM
jenis premium sendiri setiap hari berdatangan, tapi mengalami pengurangan
kuota. “Biasanya dua tangki perhari, sekarang hanya rata-rata hari senin dan
sabtu saja kita dikirimkam yang dua tangki tersebut,” ungkapnya.
Kalau solar saat ini memang
sedang berkurang, ia mengatakan pengiriman solar terkadang jarak satu hari atau
dua hari baru kemudian dikirimkan. “itu mungkin untuk menghemat kuota” ujar
Aizuddin. (SN-06)