Notification

×

Iklan

Iklan

Astaga! Ibu Asal Sikur Melahirkan Tanpa Bidan di Ambulance, Kapus: Kami Minta Maaf

Sunday, November 22, 2020 | November 22, 2020 WIB Last Updated 2021-04-01T15:44:44Z

Sumber Foto: https://jatim.inews.id/berita/jenazah-di-surabaya-tertukar-diketahui-saat-akan-dimakamkan-dengan-protokol-covid-19

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Seorang Ibu hamil bernama Herni Suriyani (36) asal Dusun Otak Desa, Desa Sikur, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur mengalami situasi yang nahas.  Tanpa pendampingan dari Bidan, Suriyani melahirkan bayinya di tengah perjalanan menuju Rumah Sakit, yakni di dalam mobil Ambulance milik Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Sikur. 

Dan terhadap kejadian itu, pihak Puskesmas Sikur mengakui adanya kelalaian yang dilakukan oleh petugas. "Yang naik ke ambulance itu cuma 1 orang perawat dan 1 orang sopir saja, tidak ada bidannya," kata Juki, Suami dari Herni ketika dikonfirmasi melalui jaringan telepon. Sabtu, 21/11/2020.

Kata Juki, Pihak Puskesmas melarangnya dan keluarganya untuk ikut menaiki mobil ambulance tersebut, lantaran istrinya yang hendak melahirkan itu reaktif  Covid-19 saat melakukan rapid test di Puskesmas Sikur.

Adapun hasil dari rapid test tersebut, ia dapati setelah diberitahukan oleh petugas Puskesmas Sikur. "Istri saya reaktif setelah dikasih tahu oleh petugas Puskesmas berdasarkan pengambilan sampel darah dan pengecekan suhu tubuh istri saya yang mencapai 37,9 derajat celcius," tuturnya.

Ia menceritakan ketika masih di Puskesmas Sikur, dirinya mengaku panik dan cemas melihat kondisi istrinya yang sudah mendekati proses kelahiran. Namun, petugas medis yang ada di Puskesmas Sikur tidak ada yang berani masuk setelah mengetahui Herni reaktif.

"Ketika tidak ada yang berani masuk, untuk itulah kami semua akhirnya diajak untuk masuk bersama ke ruangan tempat istri saya itu. Dan memang kondisi bayi sudah mau keluar," sebutnya.

Seusai itu, lanjut Juki, pihak Puskesmas Sikur kemudian merujuk Herni ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono Selong, untuk melakukan proses kelahiran bayi.

Pada waktu itu, Juki mengatakan supaya pihak keluarga atau bidan diperbolehkan masuk ke dalam mobil ambulance. Namun, karena alasan reaktif, keluarga tidak diperkenankan untuk ikut masuk ke dalam mobil ambulance.

Kemudian sekitar jam 04:00 WITA akhirnya Herni melahirkan dalam perjalanan menuju RSUD Soedjono Selong, tanpa didampingi seorang bidan. Karena tidak bisa ditangani oleh perawat yang berada di Ambulance tersebut, perawat itupun mengubungi bidan dari RSUD Soedjono Selong agar menuju ke lokasi proses kelahiran Herni.

"Istri saya melahirkan di perjalanan menuju RSUD Sodejono Selong, tepatnya di jalan Gelang, Kecamatan Selong itu," ucapnya.

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Puskesmas Sikur Musdikin, S.Kep, Ns menerangkan jika sudah memperingati seluruh petugas medis yang ada di Puskesmas Sikur agar mentaati Standar Operasional Prosedur (SOP). Ketika didapati adanya pasien yang harus dilayani dengan standar protokol Covid-19.

"Kami sudah mengingatkan kepada semua tenaga medis, bahkan dokternya supaya mentaati SOP ketika ada pasien yang reaktif. Bahkan kami sudah menyiapkan perlengkapan APD ketika di dalam mobil ambulance" jelasnya.

Dalam kejadian itu, kata Musdikin baju APD tersebut sudah dipersiapkan untuk 3 orang tenaga medis ketika di dalam ambulance, yaitu sopir, perawat dan bidan. Ketika mendapati informasi tentang tidak adanya bidan di dalam mobil ambulance, dirinya mengaku sangat kecewa dengan petugas medis yang ada di Puskesmas Sikur.

"Bidan tidak ikuti di dalam mobil ambulance itu, sudah diluar pengetahuan saya," tandasnya. Namun yang jelas, ia sudah memerintahkan petugasnya dari awal ketika mengetahui adanya pasien hamil yang harus dirujuk ke RSUD Soedjono Selong sesuai dengan standar protokol Covid-19.

Secara sadar, iapun mengakui kelalaian yang disebabkan oleh petugasnya ketika menangani pasien atas nama Ibu Herni. Yang ketika di dalam mobil ambulance, tidak ada seorang bidan yang menemani.

"Ujung-ujungnya, mohon maaf kami tetap salah. Tapi secara prosdur memang kami sudah melayani dengan semaksimal mungkin," katanya.

Terpisah, Dokter yang menangani Herni yakni dr. Faried Wajdy ketika ditemui di Puskesmas Sikur membenarkan hasil reaktif dari rapid test yang dilakukan oleh Herni. Yang kemudian hasil dari rapid test tersebut dibawa oleh petugas medis yang berada di mobil ambulance, untuk kemudian menjadi berkas tambahan ketika sesampai di RSUD Soedjono Selong.

Ia juga mengakui bahwa pasien Herni harus dilayani dengan standar protokol Covid-19. Dan tak menapikkan jika fasilitas perlengkapan seperti baju APD juga sudah dosedikan oleh pihak Puskesmas Sikur.

Terkait dengan tidak diperbolehkannya keluarga ikut masuk ke dalam mobil ambulance, Faried mengatakan jika memang pihak keluarga tidak boleh ikut dalam satu ambulance ketika pasien di dapati reaktif.

"Sebenarnya di dalam itu ada dua perawat, yang satu sopir mobil dan yang satunya di belakang menemani pasien," imbuhnya. (fgr)

×
Berita Terbaru Update