![]() |
Foto: SMAN 1 Selong |
Lombok Timur, Selaparangnews – Belajar
secara daring (Dalam Jaringan) menggunakan sebuah perangkat elektronik tentu
memberi kesan yang berbeda bagi para peserta didik yang sudah terbiasa menerima
pelajaran secara tatap muka.
Jangankan secara daring seperti
itu, mengikuti pembelajaran dengan jarak yang cukup jauh, baik dari teman-temannya maupun guru yang
mengajar, belajar secara tatap muka saja, kerapkali membuat peserta didik
merasa jenuh dan bosan.
Di tengah situasi seperti itu, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Selong, Kecamatan Selong, Lombok
Timur justeru tidak kehabisan akal untuk membuat peserta didiknya betah dalam menerima
pembelajaran secara online.
Seperti yang diungkapkan Nurhayadi,
S.Pd, Wakil Kepala SMAN 1 Selong Bidang Humas bahwa untuk mensiasati kebosanan
peserta didik, mereka mengganti Platform Media pembelajaran, dari yang kurang interaktif
ke platform yang lebih interaktif.
"Untuk menghindari tingkat
kebosanan siswa itu, kami di SMAN 1 Selong itu yang semula menggunakan Platform
Google Classroom Atau WA Sekarang beralih menggunakan Platform yang lebih interaktif
seperti Google Meeting," jelasnya saat ditemui di sekolah. Rabu 27/01/2021.
Ke depanya, lanjut Nurhayadi, pihak
Sekolah juga sudah merancang akan
menggunakan Platform Google Suite. Menurutnya, Platform itu, di samping lebih
interaktif juga karena pelajar bisa mengakses pembelajaran-pembelajaran yang
ada di sana.
"InsyaAlloh dengan pembelajaran
yang lebih interaktif ini, anak-anak akan bisa bertatap muka langsung ya
walaupun secara virtual," tandasnya.
Berdasarkan laporan beberapa Guru,
lanjutnya, peserta didik lebih antusias menerima pembelajaran meggunakan
platform Google Meeting dari pada yang mengikuti pembelajaran tatap
muka secara langsung.
Di tempat yang sama, Dr. Sri
Wahyuni, Kepala Sekolah SMAN 1 Selong mengungkapkan bahwa kuota internet peserta didik
yang mengikuti pembelajaran Daring nantinya akan diidentifikasi oleh pihak sekolah
untuk melihat mana siswa yang memang betul-betul kurang mampu untuk kemduian
diberikan fasilitas.
"Bagi peserta didik yang
bermasalah dengan kuota internet harus melapor ke wali kelas, nanti kita identifikasi
mana siswa yang betul-betul kurang mampu membeli kuota dan tidak bisa menggunakan kouta yang sudah disediakan dari Kemendikbud tetap kita akan sediakan," jelasnya.
Karena berdasarkan Juknis Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dari Kementerian ada fleksibilitas untuk mengelola
dana Bos, termasuk untuk pembelian kuota internet guna mendukung pembelajaran
daring tersebut.
"Itu kita jalankan tanpa
berpikir panjang, kita tindak lanjuti dan terapkan di sekolah," tutupnya
(Izi)