Notification

×

Iklan

Iklan

Pelaksanaan Sekolah Penggerak di NTB Sudah Bisa Dimulai

Tuesday, February 2, 2021 | February 02, 2021 WIB Last Updated 2021-04-01T18:21:45Z

Foto: Purni Susanto, Kepala Seksi Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB

Mataram, Selaparangnews.com – Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni Kabupaten Lombok Timur dan Kota Bima yang terilih sebagai Pilot Project pelaksanaan Sekolah Pengerak sudah bisa memulai program itu.

Kepala Seksi Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB, Purni Susanto mengatakan, setelah dilaunching beberapa waktu lalu, maka dua kabupaten tersebut sudah bisa melaksanakan program sekolah penggerak itu.

"Setelah launching kemarin sudah bisa dimulai di kabupaten Lotim dan kota bima" ungkapnya. Selasa, 02/02/2021.

Dia menjelaskan bahwa sekolah penggerak itu adalah sekolah yang roda aktivitasnya lebih banyak berpusat pada pembelajaran, implementasi kurikulum yang relevan dengan kebutuhan peserta didik, serta kegiatannya bertumpu pada upaya untuk mendorong perserta didik menjadi orang-orang hebat.

"Tentu para guru dituntut untuk menjadi pribadi yang penuh kreativitas, inovatif.  Dan kepala sekolahnya juga harus penuh dedikasi serta melakukan perbaikan proses pembelajaran tiada henti," tuturnya.

Dalam proses pelaksanaan Sekolah Penggerak itu, lanjutnya, Kepada Sekolah dapat memprioritaskannya dalam proses penganggaran. Karena pada umumnya, upaya untuk mensukseskan pembelajaran inovasi, Guru juga perlu mempunyai kesempatan yang cukup untuk berinteraksi dengan peserta didik dan mendapatkan layanan pendidikan yang maksimal sesuai kebutuhan individualnya. 

"Saya sepakat dengan Mas Menteri (Mendikbud –red) agar Kepala Sekolah rajin melakukan observasi ke kelas-kelas untuk mendapatkan umpan balik yang riil terkait pembelajaran di dalam kelas,” tandasnya.

Oleh karena itu, kata dia, tentu kepala sekolah juga bisa meluangkan waktu di sela-sela tugas lainnya untuk melakukan Kunjungan ke setiap kelas pada saat jam pelajaran berlangsung.

"Kepala sekolah bisa berkeliling dengan membawa sejumlah instrument observasi, unutk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan pembejalaran di tiap kelas. Dari hasil observasinya ini, kepala sekolah dapat memberikan pendampingan kepada para guru  mengenai apa yang harus diperbaiki dalam proses belajar selanjutnya," kata Purni Susanto.

Purni juga sepakat supaya para guru saling bertukar pikiran dan bertukar pengalaman dalam mengajar, sebagai upaya untuk menemukan solusi terbaik dalam mensukseskan proses pelaksanaan sekolah penggerak tersebut.

"Saya juga sepakat bila para guru sering bertukar fikiran untuk sharing pengalaman dan mencari solusi dari masalah yang dihadapi di kelas," ujarnya.

 Dia mengatakan, dalam pelaksaan Sekolah Penggerak ini, Peserta didik harus menjadi prioritas dan tujuan utama dalam pembelajaran.

Peserta didik, lanjutnya, juga bisa mendapatkan pelayanan yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya agar mereka tumbuh menjadi pelajar yang diharapkan sesuai profil pelajar pancasila.

"Terkait Sekolah Penggerak ini, saya menjadi yakin bahwa Sekolah Penggerak ke depannya  akan menjadi sekolah yang dapat merealisasikan layanan belajar yang kreatif, inovatif, dan penuh dinamika, apalagi sudah ada persetujuan dan endorsement dari Kemendagri dan DPR RI,” tutupnya. (Izi)

×
Berita Terbaru Update