Notification

×

Iklan

Iklan

Echo Green Gelar Pelatihan Literasi Keuangan, Manajemen Usaha Tani dan Akses Permodalan di Tingkat Kabupaten Lombok Timur

Friday, November 26, 2021 | November 26, 2021 WIB Last Updated 2021-11-26T12:46:31Z

Salah satu narasumber tengah menyampaikan materi dalam acara Pelatihan Literasi Keuangan, Manajemen Usaha Tani dan Akses Permodalan di Tingkat Kabupaten Lombok Timur 

 

Lombok Barat, Selaparangnews.com - Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertanian menyumbang 13 % dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2020 dengan pertumbuhan 2,59% (YoY) pada kuartal keempat tahun 2020. Pertanian telah mendukung perekonomian bangsa dengan menjadi penyumbang terbesar ketiga bagi PDB.


Terlepas dari pertumbuhan dan signifikansi pertanian, ada banyak tantangan yang dihadapi oleh 33,5 juta petani di balik pertanian Indonesia. Selama masa persiapan cocok tanam, banyak petani mengalami kesulitan dalam akses permodalan dan belum menerapkan metode persiapan cocok tanam yang matang.


Selama masa cocok tanam, banyak petani yang masih mengandalkan metode cocok tanam tradisional yang rentan terhadap perubahan iklim, sehingga banyak produksi pertanian yang terancam apabila terjadi perubahan kondisi iklim. Pada masa panen dan paska panen, banyak petani pun mengalami kesulitan dalam menyalurkan hasil produksinya ke pasar karena adanya keterbatasan akses, , serta sulit dalam memperoleh akses-akses permodalan.


"Promoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmer in the Sustainable Agriculture Sectors in Indonesia (ECHO Green) dilaksanakan secara konsorsium di bawah koordinasi Penabulu, dan dilaksanakan bersama ICCO Cooperation, Konsil LSM dan KpSHK (Konsorsium pendukung Sistem Hutan Kerakyatan)," papar Afrinal Lubis selaku project manager KpSHK saat membuka acara pelatihan Literasi Keuangan, Manajemen Usaha Tani dan Akses Permodalan Tingkat Kabupaten di Lombok Timur, pada Selasa, 23  November 2021 lalu.


Narasumber lainnya dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Lombok Timur nampak tengah menyampaikan materi


Secara umum, kata dia, proyek yang didanai uni Eropa ini bertujuan untuk mempromosikan inisiatif ekonomi hijau oleh petani perempuan dan generasi muda di sektor pertanian berkelanjutan dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, kesempatan kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.


Ada beberapa Kegiatan utama dari proyek tersebut di antaranya adalah untuk memperkuat efektivitas keterlibatan perempuan dan generasi muda dalam tata ruang desa dan tata guna lahan, meningkatkan praktik pertanian berkelanjutan kelompok tani perempuan dan generasi muda di 3 kabupaten sasaran di 3 provinsi di Indonesia, seperti Padang Pariaman (Sumatera Barat), Grobogan (Jawa Tengah) dan Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat) periode Januari 2020 hingga Desember 2022.


Oleh karenanya, sambungnya lagi, dalam rangka meningkatkan kerja sama antara Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), lanjutnya, Pemerintah, dan sektor swasta untuk secara efektif dalam memperkuat pelibatan dan peningkatan kapasitas petani perempuan dan generasi muda, maka di tahun kedua implementasi kegiatan ECHO Green berkolaborasi dengan mitra-mitra pendukung melalui penguatan kapasitas terkait manajemen usaha tani dan literasi keuangan termasuk akses pendanaan bagi perkumpulan perempuan tani dan generasi muda yang telah terbentuk di 99 desa di wilayah kerja Echo Green.


Kolaborasi kegiatan kali ini,  kata Afrinal, dilakukan dengan pelibatan secara aktif oleh salah satu organisasi yang bergerak untuk mewujudkan kegiatan pertanian yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani (TaniFondation), Lembaga Keuangan (Bank Danamon), Dinas terkait di Kabupaten (Dinas Pertanian, Dinas  UMKM dan Koperasi, dll) serta kelompok usaha  komoditas di tingkat kabupaten. Sehingga diharapkan anggota perkumpulan dari 99 desa wilayah kerja Echo Green dapat memperoleh pengetahuan baru dan dapat meningkatkan wawasan yang dapat diimplementasikan di perkumpulan masing-masing.



Terkait dengan pelatihan yang digelar di Hotel Jayakarta, Kecamatan Senggigi, Kabupaten Lombok Barat itu, jelasnya, secara khusus bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pada peluang akses permodalan serta prosedur dalam perolehan permodalan dari Lembaga Keuangan.


Selain itu juga, sambungnya, juga untuk meningkatkan pengetahuan peserta terhadap sistem pencatatan transaksi unit bisnis baik dalam skala mikro maupun makro serta membangun sistem pencatatan keuangan sesuai kebutuhan kelompok masing-masing sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku umum. 


"Adanya petani perempuan dan generasi muda tani dari masing-masing perkumpulan  yang dapat menjadi kader/fasilitator dalam hal manajemen usaha tani serta aspek pengelolaan keuangannya juga menjadi tujuan utama dari pelatihan ini," imbuhnya. 


Untuk mencapai hal itu, kata Afrinal  dilakukan melalui pelatihan selama tiga hari, mulai dari selasa, 23 November 2021 hingga Kamis, 25 2021.


Kegiatan pelatihan itupun, lanjutnya, akan dihadiri oleh perwakilan perkumpulan petani perempuan dan generasi muda tani di 99 desa dari 8 Kecamatan di 3 Kabupaten sasaran. Pelatihan akan dilakukan selama 3 hari, yang terbagi dalam beberapa sesi dan turunan topik terkait materi literasi keuangan, manajemen usaha (tani) dan permodalan.


Sementara untuk metode pelatihan, lanjutnya, akan dilakukan secara hybrid; virtual dan tatap muka, yang akan dipandu oleh fasilitator lokal (Program Manager, Sub District Coordinator dan Tenaga Ahli Pertanian) di masing-masing kabupaten. 


"Nanti setiap sesi pelatihan akan diisi dengan kegiatan penyampaian materi, tanya jawab, uraian tugas kelompok, presentasi dan kesimpulan," ujarnya.


Sesi poto bersama usai acara


Di samping itu, kata Afrinal, setiap sesi juga akan dilengkapi dengan pre-test dan post-test yang bertujuan untuk menilai pemahaman peserta dalam menangkap materi dan tugas yang diberikan.


"Mengacu kepada situasi pandemi COVID-19 di 3 wilayah, teknis pelaksanaan kegiatan akan disesuaikan dengan kebijakan PPKM yang berlaku di masing-masing wilayah. Kegiatan tatap muka akan dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintahan setempat," pungkasnya. (SN) 

×
Berita Terbaru Update