Notification

×

Iklan

Iklan

Kurikulum Pembelajaran Ratusan SMA di NTB Ternyata Belum Disahkan

Friday, September 9, 2022 | September 09, 2022 WIB Last Updated 2022-09-09T11:24:29Z

Gambar Ilustrasi (Sumber: SINDONEWS.com) 

Mataram, Selaparangnews.com - Kurikulum Pembelajaran di Ratusan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri maupun Swasta di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ternyata masih ada yang belum disahkan oleh Kantor Cabang Dikbud masing-masing.

Hal itu diakui Purni Susanto, Kepala Seksi Kurikulum Bidang SMA Dikbud Provinsi NTB dikonfirmasi via WhatsApp Kamis kemarin, (08/09/2022). 

Katanya, meskipun kegiatan belajar mengajar sudah berjalan dua bulan namun masih banyak sekolah yang belum mengesahkan kurikulum yang diterapkan di sekolahnya.

"Dari 352 sekolah negeri maupun swasta di NTB, yang baru mengesahkan hanya 15 sekolah," ujarnya. 

Itupun, kata dia, setelah kegiatan belajar sudah berlangsung selama dua bulan baru kemudian beberapa sekolah mengesahkan dokumen kurikulum tersebut, baik KTSP untuk sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 maupun KOSP untuk sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka. 

Berdasarkan Permendikbud nomor 61 tahun 2014 tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah, pada pasal 3 ayat (8) disebutkan bahwa sekolah wajib mengesahkan kurikulum yang diberlakukan di sekolahnya.

"Kurikulum harus disahkan oleh Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan di Kabupaten setempat -red)," jelasnya. 

Terhadap keterlambatan itu, Purni mengaku bahwa pihaknya sudah mengingatkan semua sekolah agar pertengahan bulan September ini semua dokumen kurikulum sudah disahkan Cabang Dinas Pendidikan di Kabupaten masing-masing. 

"Kita sudah beberapa kali sampaikan melalui pesan WhatsApp," terangnya 

Tak hanya, kata Purni, Ia juga menyampaikan kepada masing-masing sekolah untuk mencantumkan rapor pendidikannya pada dokumen kurikulum tersebut. 

"Pada dokumen harus terlihat kondisi sekolah saat ini, apa saja masalahnya dan apa program yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut, khususnya masalah literasi dan numerasi sekolah," tutupnya. (Izi)

×
Berita Terbaru Update