Notification

×

Iklan

Iklan

Launching Wisata Religi, Bupati Sukiman Kenang Perjumpaannya Dengan Maulana Syaikh

Thursday, January 28, 2021 | January 28, 2021 WIB Last Updated 2021-03-30T07:07:36Z

Foto: H.M. Sukiman Azmy, Bupati Kabupaten Lombok Timur

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Sempat menimba ilmu selama enam tahun di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (NW) Pancor. Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy menceritakan tentang pertemuannya dengan Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang saat ini sudah menjadi Pahlawan Nasional satu-satunya asal NTB.


"Secara pribadi saya rasakan penuh makna di tempat ini," kata Bupati ketika memberikan sambutan di acara launching wisata religi, berlokasi di gedung Birrul Walidain YPH PPD NW Pancor. 27/01/2021.


Bupati menceritakan bahwa selama mengenyam pendidikan selama enam tahun di Pancor, banyak ilmu dengan bungkusan akhlakul karimah yang diperolehnya.


Setelah selesai dari pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD) di Desa Rumbuk, kata Bupati, Ia bercerita bahwa pada waktu itu sempat ada perdebatan di antara keluarganya ketika ingin memasukkannya di Ponpes NW Pancor. 


"Akhirnya pada tahun 1974 saya bisa menyelesaikan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah (MTs)," ceritanya.


Pada tahun 1993, setelah dirinya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Bupati yang saat itu berpangkat Kapten menghadap langsung kepada Maulana Syaikh yang dibawa oleh orang tuanya.


Dia mengaku menceritakan maksud dari kedatangannya kepada Maulana Syaikh. Bupati pada waktu itu disuruh lebih dekat lagi dengan Maulana Syaikh, sehingga Ia duduk  bersebelahan dengan Maulana Syaikh. "Saya kemudian duduk di sebelah kanan beliau," kata Bupati.


Setelah itu, Lanjut mantan Dandim itu, Maulana Syaikh bertanya padanya mengenai apa yang diinginkan. Dengan menggunakan bahasa setempat, Bupati Sukiman memparafrasekan pertanyaan tersebut. "Apa Meleq Mek (apa mau mu -red)," ujar Sukiman meniru Maulanasyaikh  pada waktu itu.


Bupati kemudian dengan penuh rasa hormat menjawabnya dengan mengatakan bahwa dirinya ingin naik hasji, "Saya ingin naik haji," kata Bupati menjawab Maulanasyaikh.


Bupati tak memungkiri bahwa keinginannya naik haji pada waktu itu. Di sebabkan karena gaji tentara yang kecil jika di bandingkan dengan keinginanya untuk naik haji.


Hal itulah yang kemudian membuat Maluana Syaikh meminta peci Bupati pada waktu itu. Dan Bupati langsung menjulurkan pecinya ke arah Maulana Syaikh.


"Bukak ketopong mek (dalam bahasa Indonesia artinya buka pecimu) kata Maulana Syikah pada waktu itu, kemudian beliau menandatangani peci saya itu," ujarnya.


Akhirnya pada tahun 1994 Bupati mendapatkan kesempatan untuk pertama kali naik haji. Kendati sebagai pembiming namun menurutnya itu tidak lain merupakan salah satu karomah yang di miliki oleh Maulana Syaikh.


"Akhirnya saya naik haji dengan menjadi pembimbing haji pada tahun 1994. Walapun saya sendiri sebetulnya tidak pernah naik haji sebelumnya," tuturnya. (fgr)

×
Berita Terbaru Update