Notification

×

Iklan

Iklan

Belajar Demplot Kopi dan Tomat Bersama Kelompok Tani Muda dan Perempuan Lotim di Kecamatan Suela

Thursday, September 8, 2022 | September 08, 2022 WIB Last Updated 2022-09-08T08:47:41Z

Studi Banding enam Kelompok Tani Muda dan Kelompok Tani Perempuan di KTM Rinjani Farm dan KTP Dewi Rinjani Pengelola Demplot Budidaya Kopi Arabika Selaras Alam di Desa Sapit

Lombok Timur, Selaparangnews.com - Enam Kelompok Tani Muda (KTM) dan Kelompok Tani Perempuan (KTP) binaan Echo Green di Kabupaten Lombok Timur kembali melanjutkan studi banding pelaksanaan Demonstration Plot (Demplot) penanaman komoditas organik di Desa masing-masing. 


Studi banding kali ini dilakukan di Kecamatan Suela, yakni di KTP Melati Putih dan KTM Bilakembar Pengelola Demplot Budidaya Tomat Ramah Lingkungan Desa Suela dan KTM Rinjani Farm dan KTP Dewi Rinjani Pengelola Demplot Budidaya Kopi Arabika Selaras Alam di Desa Sapit.


Pengelola Demplot Budidaya Kopi Arabika Selaras Alam Desa Sapit Abdurrahman menjelaskan bahwa Ia bersama teman-temannya mencoba membuat Demplot Kopi Arabika di kawasan bukit Desa Sapit dengan ketinggian sekitar 800-900 Meter di atas permukaan laut. 


Awalnya, kata dia, budidaya dilakukan secara konvensional, yaitu menggunakan pupuk non organik untuk merangsang pertumbuhan bibit kopi yang dibudidayakan. 


Namun, lanjutnya, semenjak terlibat dalam program Echo Green, Ia mulai beralih menggunakan pupuk organik yang didapatkan dari para peternak yang ada di desa setempat.


"Sebelum kita di Echo Green, orang tahunya kalau mau tanaman subur yang pakai pupuk kimia, setelah masuk Echo Green ada perubahan sedikit dari segi pengetahuan masyarakat, sehingga para petani mulai menggunakan pupuk kandang dari ternak masyarakat setempat," paparnya. Kamis, (08/09/2022).


Bahkan, kata pria yang akrab disapa Maman tersebut, setelah melihat pertumbuhan tanaman yang cukup baik menggunakan pupuk kandang, keberadaan kotoran ternak menjadi susah didapatkan. "Malah sekarang, belum ada kotoran orang sudah bayar duluan," ucapnya. 


Terkait dengan Demplot kopi Arabika yang dikembangkan di Desa Sapit, lanjut Maman, ada dua jenis Kopi yang dibudidayakan, yakni kopi Robusta dan Arabika. Pembibitan dua jenis kopi itu, lanjutnya, telah digeluti selamat dua tahun lebih. 


"Kita mulai sekitar tahun 2020, bersamaan dengan adanya program Echo Green di Kabupaten Lombok Timur," jelasnya. 


Terkait dengan perawatan, menurutnya tidak terlalu butuh banyak waktu. Pasalnya, kata dia, penanaman dilakukan saat musim hujan, setelah itu hanya diberikan pupuk kandang, dan nanti ketika umur satu tahun, baru mulai dipangkas. "Selebihnya, kalau ada hama, baru kita gotong-royong lakukan pembersihan," pungkasnya. 


Studi Banding enam Kelompok Tani Muda dan Kelompok Tani Perempuan di KTM Bilakembar Pengelola Demplot Budidaya Tomat Ramah Lingkungan Desa Suela

Sementara itu, pengelola KTP Melati Putih dan KTM Bilakembar Pengelola Demplot Budidaya Tomat Ramah Lingkungan Desa Suela Hudri  menjelaskan bahwa varietas tomat yang dibudidayakan tersebut merupakan varietas tomat lokal yang dibudidayakan secara alamiah tanpa ada bahan kimia. 

Senada dengan Abdurrahman, pihaknya juga menggunakan pupuk organik dari ternak masyarakat setempat untuk merangsang pertumbuhan tomat. 

Terkait studi banding yang dilakukan bersama enam petani muda dan perempuan tersebut merupakan merupakan program dari Echo Green di untuk melakukan penyuluhan pertanian kepada petani, dengan membuat lahan percontohan, sehingga kelompok petani bisa melihat dan membuktikan objek yang didemontrasikan.

Katanya, enam kelompok yang melakukan Studi banding itu merupakan enam Demplot percontohan untuk model inisiatif pembangunan ekonomi hijau yang paling sesuai dengan hasil analisis rantai pasok per komoditas unggulan untuk diperkenalkan kepada kelompok petani perempuan dan pemuda di Kabupaten Lombok. 

Enam kelompok tersebut, kata dia, ada di tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Sambelia, yaitu KTM Aik Embuk di Desa Senanggalih yang mengembangkan Demplot Kacang Mete untuk memanfaatkan penggunaan lahan kering dan KTM Sukses Bareng di Desa Dara Kunci yang mengelola Demplot lomoditas Cabe dengan sistem pertanian berkelanjutan. 

Selanjutnya, kata Hudri, di Kecamatan Sembalun ada KTM yang mengembangkan Demplot Budidaya Kopi Arabica. Selain itu, di Kecamatan Sembalun ada juga KTP Harapan Bunda Pengelola Demplot Budidaya Pepaya California Tumpang Sari di Desa Sembalun Timba Gading. "Ini sudah berjalan dua hari dan hari ini adalah yang terakhir di Kecamatan Suela," ucapnya.  

Studi banding seperti ini, menurut Hudri, merupakan metode penyuluhan yang perlu dilakukan guna menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan ke depannya untuk menjadi lebih baik. 

"Kegiatan seperti ini tentunya sangat bagus bagi perkembangan suatu kebutuhan yang diharapkan sebagaimana mestinya," ucapnya. 

Kegiatan studi banding oleh masing-masing kelompok tani ini dilakukan dengan cara mengunjungi atau menemui obyek tertentu yang sudah disiapkan dan berlangsung dalam waktu relatif singkat. 

"Intinya adalah untuk membandingkan kondisi obyek studi di tempat lain dengan kondisi yang ada di tempat sendiri," jelasnya. 

Adapun hasil yang ingin dicapai ialah  berupa pengumpulan data dan informasi sebagai bahan acuan dalam perumusan konsep yang diinginkan. 

"Tujuannya ialah untuk menambah wawasan kelompok tani tentang tempat dan lokasi lain. Selain itu juga untuk menimba pengalaman baru di tempat lain, membandingkan tempat kelompok tani dengan tempat lainnya serta untuk menambah cakrawala berfikir kelompok tani itu sendiri," pungkasnya. 

Perlu diketahui, enam kelompok tersebut merupakan bagian dari program Echo Green di Kabupaten Lombok Timur yang bertujuan mempromosikan inisiatif ekonomi hijau oleh petani perempuan dan pemuda di sektor pertanian berkelanjutan dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, kesempatan kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, sebagai upaya mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustaineble Development Goals) Zero Hunger (SDG-2), Kesetaraan Gender (SDG-5), Pekerkjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDG-8) di Indonesia. (Yns) 

×
Berita Terbaru Update